Pertandingan penyisihan Grup C Piala Dunia 2026 Zona Asia antara Indonesia dan Bahrain berakhir dengan kontroversi yang memicu kemarahan netizen. Pendukung menganggap keputusan wasit Ahmed Al Kaf dari Oman merugikan Timnas Garuda, sehingga hal itu menjadi sorotan utama. Akibatnya, tagar #AFCMafia pun trending di media sosial.
Momen Krusial: Pendukung Mempertanyakan Tambahan Waktu
Laga pada 11 Oktober 2024 itu berakhir dengan hasil imbang 2-2. Namun, banyak pendukung Indonesia mengkritik keputusan Al Kaf yang memberikan tambahan waktu di akhir pertandingan. Mereka merasa waktu tambahan itu berlebihan dan menyebabkan gol penyama kedudukan dari Mohamed Marhoon. Protes dari pemain dan ofisial Timnas Indonesia mengalir deras.
Reaksi Netizen yang Geram
Netizen Indonesia langsung mengekspresikan ketidakpuasan mereka di media sosial. Misalnya, Coach Justin mengungkapkan kekecewaannya dengan menulis, “THX @theafcdotcom, WE ARE BEING ROBBED BY YOUR REFEREE. #AFCMafia.” Selain itu, @schaturvedi194 menyatakan, “Sungguh mengecewakan melihat wasit yang tampaknya dibayar untuk merugikan Tim FC Indonesia.”
Sebagian besar netizen juga menyerukan agar Timnas Indonesia menunjukkan kekuatan dan tidak tinggal diam terhadap ketidakadilan ini. Mereka berharap tindakan ini dapat membawa perubahan.
Seruan untuk Investigasi
Dengan maraknya tagar #AFCMafia, suara-suara meminta investigasi terhadap keputusan wasit semakin kuat. @reododdyleonard menuntut FIFA untuk menyelidiki keputusan wasit yang dianggap curang. Mereka percaya bahwa tindakan tegas diperlukan agar keadilan ditegakkan.
Kesimpulan
Kontroversi di laga Indonesia Vs Bahrain menunjukkan betapa besar pengaruh keputusan wasit terhadap suasana dan emosi para pendukung. Kini, netizen menjadikan tagar #AFCMafia sebagai simbol protes terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan dalam dunia sepakbola Asia. Netizen berharap agar pihak berwenang mendengar suara mereka dan menegakkan keadilan untuk Timnas Indonesia serta sepakbola Asia secara keseluruhan.
Apakah Anda setuju dengan pendapat netizen? Mari kita diskusikan di kolom komentar!