Di Piala Eropa 2024, Inggris telah menjadi sorotan utama tidak hanya karena status mereka sebagai finalis pada edisi sebelumnya, tetapi juga karena performa mereka yang belum memuaskan. Meskipun berhasil melaju ke babak 16 besar sebagai juara grup, langkah mereka tidaklah mulus dan menuai kritik yang cukup tajam dari berbagai pihak.
Pada fase grup, Inggris memulai dengan kemenangan tipis 1-0 atas Serbia, namun hasil imbang 1-1 melawan Denmark serta hasil tanpa gol melawan Slovenia menunjukkan ketidakstabilan dalam performa mereka. Pelatih Swiss, Murat Yakin, menyuarakan pandangannya bahwa tekanan ekspektasi yang besar mungkin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi performa tim Gareth Southgate.
Yakin menegaskan bahwa setiap tim besar, termasuk Inggris, memiliki tekanan besar untuk tampil dominan dan meraih hasil yang gemilang di fase grup.
Dalam babak 16 besar, Inggris harus menghadapi Slovakia dan mengalami kesulitan dengan tertinggal 0-1 sebelum akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di injury time. Meskipun berhasil melaju ke perpanjangan waktu dan akhirnya menang melalui adu penalti, performa mereka tidak memberi kesan yang meyakinkan. Kritik yang diterima tim ini berfokus pada ketidakmampuan mereka untuk mengendalikan pertandingan secara efektif, terutama mengingat lawan-lawan yang seharusnya lebih rendah dalam hal kualitas.
Dalam konteks ini, peran Murat Yakin sebagai pelatih Swiss yang mengamati dari luar memberi pandangan yang menarik. Ia tidak hanya menyoroti tekanan ekspektasi tetapi juga menekankan pentingnya adaptasi dan konsistensi dalam turnamen sekelas Piala Eropa. Bagi Inggris, evaluasi internal dan perbaikan akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan selanjutnya di babak-babak eliminasi.
Secara keseluruhan, Piala Eropa 2024 telah menjadi panggung di mana Inggris, meskipun berhasil melangkah ke babak berikutnya, harus merenungkan performa mereka dengan kritis.