Manchester City, yang selama ini dikenal sebagai salah satu raksasa sepak bola dunia, kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Setelah mendominasi Premier League dan Eropa selama beberapa musim terakhir, tim asuhan Pep Guardiola kini terperosok dalam krisis yang tak terduga. Mereka baru saja menelan kekalahan dalam empat laga berturut-turut di semua kompetisi, sesuatu yang belum pernah terjadi di era Guardiola.
Kekalahan Terbaru: Brighton Menumbangkan City 2-1
Pada pekan ke-11 Premier League, Manchester City bertandang ke markas Brighton di AMEX Stadium, Minggu (10/11). Laga ini awalnya tampak berjalan mulus bagi City, setelah Erling Haaland membuka skor pada menit ke-23. Namun, meski unggul lebih dulu, City gagal mempertahankan keunggulannya. Dua pemain pengganti Brighton, Joao Pedro dan Mattew O’Riley, tampil cemerlang dan berhasil membalikkan keadaan dengan mencetak gol di babak kedua.
Kekalahan ini menjadi bagian dari rangkaian hasil buruk yang dialami City dalam beberapa pekan terakhir. Ini adalah kekalahan keempat beruntun yang mereka alami, yang semakin memperburuk kondisi tim.
Empat Kekalahan Beruntun: Sebuah Fenomena yang Tidak Biasa
Manchester City sekarang berada dalam krisis besar, dengan empat kekalahan beruntun di berbagai ajang. Ini adalah pertama kalinya sejak Guardiola menangani City pada 2016, mereka mengalami rentetan kekalahan seperti ini. Beberapa pekan terakhir, City harus mengakui keunggulan lawan-lawannya dengan skor tipis yang mencerminkan betapa rapuhnya tim saat ini.
Rangkaian Kekalahan Manchester City:
- 31 Oktober 2024: Tottenham 2-1 Manchester City
- 2 November 2024: Bournemouth 2-1 Manchester City
- 6 November 2024: Sporting CP 4-1 Manchester City (Liga Champions)
- 10 November 2024: Brighton 2-1 Manchester City
Faktor Cedera yang Mengganggu Stabilitas Tim
Salah satu alasan utama mengapa Manchester City bisa terperosok dalam krisis ini adalah sejumlah cedera yang menimpa pemain-pemain kunci. Rodri, John Stones, Ruben Dias, Jack Grealish, dan Kevin De Bruyne—beberapa nama besar yang biasanya menjadi pilar utama—semua absen karena cedera. Tanpa mereka, kualitas permainan City tergerus. Bahkan dalam pertandingan melawan Brighton, meski mereka tampil dominan di babak pertama, mereka tidak mampu mempertahankan konsistensi di babak kedua, yang akhirnya memberi kemenangan pada tuan rumah.
Pandangan Steve Sidwell: “Awan Gelap di Atas City”
Pandit sepak bola Steve Sidwell, yang menganalisis laga Brighton vs Manchester City, memberikan pandangannya tentang krisis yang tengah dihadapi tim Guardiola. Sidwell mengakui bahwa City bermain cukup baik di babak pertama, namun kesalahan minor di babak kedua akhirnya membuat mereka kehilangan tiga poin. “Ada awan gelap yang melingkupi mereka saat ini,” ujar Sidwell. “Namun, Manchester City memiliki kualitas untuk bangkit. Mereka harus segera bereaksi setelah jeda internasional untuk kembali ke jalur kemenangan.”
Perbaikan yang Diperlukan: Apa yang Harus Dilakukan City?
Krisis ini jelas menunjukkan bahwa Manchester City perlu melakukan evaluasi mendalam. Guardiola harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah di lini belakang yang rapuh, serta mencari cara untuk menggantikan peran kreativitas yang hilang akibat cedera Kevin De Bruyne. Kualitas individual para pemain memang tidak diragukan, tetapi mereka harus bisa tampil lebih kompak dan disiplin agar bisa kembali ke jalur kemenangan.
Dengan jeda internasional yang datang, City kini memiliki waktu untuk menyusun ulang taktik dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Guardiola, yang dikenal jenius dalam meramu taktik, perlu menemukan formula yang tepat untuk memulihkan performa tim.
Dapatkah Manchester City Bangkit?
Meskipun saat ini mereka terperosok dalam krisis, sejarah menunjukkan bahwa Manchester City adalah tim yang memiliki potensi besar untuk bangkit. Pep Guardiola adalah pelatih yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengubah situasi sulit menjadi kemenangan. Dengan pemain-pemain kelas dunia yang masih ada di skuad, seperti Haaland, Rodri, dan lainnya, City tetap memiliki peluang besar untuk kembali ke performa terbaik mereka.
Namun, mereka harus cepat melakukan perbaikan. Jika tidak, krisis ini bisa berlanjut dan merusak ambisi mereka untuk meraih gelar Premier League maupun Liga Champions musim ini. Waktu akan menentukan apakah Manchester City mampu mengatasi badai ini dan kembali menjadi tim yang tak terkalahkan.